Makalah agama
PERKEMBANGAN
ISLAM PADA
ABAD
PERTENGAHAN
Disusun oleh :
BHESI
PANJI PRAWIRA
XI-TPP 2
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….. I
Bab 1.PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang………………………………………………….…1
B.
Rumusan
Masalah………………………………………………...1
Bab 2. PEMBAHASAN
- Berdirinya kerajaan Ottoman……………………………………..2
- Perkembangan Kerajaan Ottoman………………………………..2
- Keadaan Politik Menjelang Runtuhnya Kerajaan Ottoman………3
- Konspirasi Menghancurkan Khalifah…………………………….5
- Runtuhnya kerajaan Ottoman…………………………………….7
Bab 3. PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………..8
Saran dan kritik…………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..8
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan
Kerajaan Ottoman di Turki Usmani”.
Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata pelajaran Agama
Islam Di SMK Kartika Balikpapan
Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :
·
Ibu Andi Yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis,sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
·
Teman-teman
yang sudah membantu
·
Rekan-rekan
semua di Kelas XI-TPP 2 dan TFL 2
·
Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Balikpapan, November 2012
Tim Penulis
Tim Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kerajaan
Turki Usmani merupakan salah satu kerajaan Islam yang cukup berpengaruh di
daratan Eropa pada sekitar abad ke-13 hinga ke-20 M. Dalam masa
pemerintahannya, Turki Usmani tidak banyak memperhatikan dunia pendidikan. Jika
dibandingkan dengan masalah politik, pendidikan pada masa pemerintaham Turki
Usmani jauh tertinggal. Selama berkuasa kurang lebih tujuh abad, Turki Usmani
tidak banyak melahirkan ilmuan yang berpengaruh dalam dunia Islam. Lemahnya di
bidang pendidikan dan perluasan wilyah yang tidak terkendali, pemberontakan
wilayah-wilayah, rusaknya moral penguasa, korupsi yang meraja lela, menyebabkan
Turki Usmani tidak dapat bertahan ketika Barat datang menggempur dengan
persenjataan modern hasil rekayasa melalui pendidikan mereka.
- Rumusan Masalah
- Kapankah Kerajaan Ottoman berdiri….?
- Bagaimanakah perkembangan Kerajaan Ottoman..?
- Bagaimanakah keadaan politik menjelang Runtuhnya Kerajaan Ottoman.?
- Bagaimanakah peristiwa Konspirasi Menghancurkan khailfah…?
- Bagaimanakah peristiwa runtuhnya kerajaan Ottoman……?
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Berdirinya Kerajaan Ottoman
Kerajaan Ottoman (1299–1923), atau dikenal juga dengan sebutan Kesultanan
Utsmaniyah , adalah negara multi-etnis dan multi-religius. Negara ini
diteruskan oleh Republik Turki yang diproklamirkan pada 29 Oktober 1923.Negara ini didirikan
oleh Bani Utsman, yang selama lebih dari enam abad kekuasaannya (1299 - 1923)
dipimpin oleh 36 orang sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah menjadi
beberapa negara kecil.Kesultanan ini menjadi pusat interaksi antar Barat dan
Timur selama enam abad. Pada puncak kekuasaannya, Kesultanan Utsmaniyah terbagi
menjadi 29 propinsi. Dengan Konstantinopel (sekarang Istambul) sebagai
ibukotanya, kesultanan ini dianggap sebagai penerus dari kerajaan-kerajaan
sebelumnya, seperti Kekaisaran Romawi dan Bizantium.
Pada abad ke-16 dan ke-17,
Kesultanan Usmaniyah menjadi salah satu kekuatan utama dunia dengan angkatan
lautnya yang kuat.
Kekuatan Kesultanan Usmaniyah terkikis secara
perlahan-lahan pada abad ke-19, sampai akhirnya benar-benar runtuh pada abad
20. Setelah Perang Dunia
I berakhir, pemerintahan Utsmaniyah yang menerima kekalahan dalam
perang tersebut, mengalami kemunduran di bidang ekonomi.
B.
Perkembangan Kerajaan Ottoman

Kesultanan
Utsmaniyah 1299–1683
Penaklukkan Konstantinopel oleh Kesultanan
Utsmaniyah pada tahun 1453 mengukuhkan status kesultanan tersebut sebagai
kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur. Pada masa ini
Kesultanan Utsmaniyah memasuki periode penaklukkan dan perluasan wilayah,
memperluas wilayahnya sampai ke Eropa dan Afrika Utara; di bidang kelautan,
angkatan laut Utsmaniyah mengukuhkan kesultanan sebagai kekuatan dagang yang
kuat.
2
Perekonomian kesultanan juga mengalami kemajuan
berkat kontrol wilayah jalur perdagangan antara Eropa dan Asia.Kesultanan ini
memasuki zaman kejayaannya di bawah beberapa sultan. Sultan Selim I (1512-1520)
secara dramatis memperluas batas wilayah kesultanan dengan mengalahkan Shah Dinasti
Safavi dari Persia,
Ismail I,
di Perang Chaldiran. Selim I juga memperluas kekuasaan sampai ke Mesir dan
menempatkan keberadaan kapal-kapal kesultanan di Laut Merah.Pewaris takhta
Selim, Suleiman yang Agung (1520-1566) melanjutkan ekspansi Selim. Setelah
menaklukkan Beograd tahun 1521, Suleiman
menaklukkan Kerajaan Hongaria dan beberapa wilayah di Eropa Tengah. Ia kemudian
melakukan serangan ke Kota Wina tahun 1529, namun gagal menaklukkan kota
tersebut setelah musim dingin yang lebih awal memaksa pasukannya untuk
mundur.Di sebelah timur, Kesultanan Utsmaniyah berhasil menaklukkan Baghdad
dari Persia tahun 1535, mendapatkan kontrol wilayah Mesopotamia dan Teluk Persia.
Di bawah pemerintahan Selim dan Suleiman, angkatan
laut Kesultanan Utsmaniyah menjadi kekuatan dominan, mengontrol sebagian besar
Laut Mediterania. Beberapa kemenangan besar lainnya meliputi penaklukkan Tunis
dan Aljazair dari Spanyol; evakuasi umat Muslim dan Yahudi dari Spanyol ke
wilayah Kesultanan Utsmaniyah sewaktu inkuisisi Spanyol; dan
penaklukkan Nice dari Kekaisaran Suci Romawi tahun 1543.
Penaklukkan terakhir terjadi atas nama Perancis
sebagai pasukan gabungan dengan Raja François I dan Hayreddin
Barbarossa, admiral angkatan laut Turki saat itu. Perancis dan
Kesultanan Utsmaniyah, bersatu berdasarkan kepentingan bersama atas kekuasaan
Habsburg di selatan dan tengah Eropa, menjadi sekutu yang kuat pada masa
periode ini. Selain kerjasama militer, kerjasama ekonomi juga terjadi antar
Perancis dan Kesultanan Utsmaniyah. Sultan memberikan Perancis hak untuk
melakukan dagang dengan kesultanan tanpa dikenai pajak. Pada saat itu,
Kesultanan Utsmaniyah dianggap sebagai bagian dari politik Eropa, dan bersekutu
dengan Perancis, Inggris,
dan Belanda melawan Habsburg Spanyol, Italia, dan Habsburg Austria.
C. Keadaan Politik Menjelang Runtuhnya Kerajaan Ottoman
Politik di sini dibagi jadi dua. Pertama politik
dalam negeri, yang maksudnya ialah penerapan hukum Islam di wilayahnya;
mengatur mu'amalat, menegakkan hudud dan sanksi hukum, menjaga akhlak,
mengurus urusan rakyat sesuai hukum Islam, menjamin pelaksanaan syi'ar dan
ibadah. Semua ini dilaksanakan dengan tatacara Islam. Arti kedua adalah politik
luar negeri.
Ada 2 faktor yang membuat khilafah Turki
Utsmani mundur:
·
Pertama, buruknya pemahaman Islam.
·
Kedua, salah menerapkan Islam.
3
Sebetulnya, kedua hal di atas bisa diatasi saat
kekholifahan dipegang orang kuat dan keimanannya tinggi, tapi kesempatan ini
tak dimanfaatkan dengan baik. Suleiman II-yang dijuluki al-Qonun, karena
jasanya mengadopsi UU sebagai sistem khilafah, yang saat itu merupakan khilafah
terkuat-malah menyusun UU menurut mazhab tertentu, yakni mazhab Hanafi, dengan
kitab Pertemuan Berbagai Lautan-nya yang ditulis İbrahim
Çelebi (1549) sebagai pedoman dalam hal syariah dan muamalah sehingga
administrasi negara menjadi lebih mudah dan terstruktur rapi. Padahal khilafah
Islam bukan negara mazhab, jadi semua mazhab Islam memiliki tempat dalam 1
negara dan bukan hanya 1 mazhab. Ini yang membuat politik luar negeri khilafah-dakwah dan jihad-berhenti
sejak abad ke-17, sehingga Yennisari membesar, lebih dari pasukan dan peawai
pemerintah biasa, sementara pemasukan negara merosot. Ini membuat khilafah
terpuruk karena suap dan korupsi.
Para wali dan pegawai tinggi memanfaatkan jabatannya
untuk jadi penjilat dan penumpuk harta. Ditambah dengan menurunnya pajak dari
Timur Jauh yang melintasi wilayah khilafah, setelah ditemukannya jalur utama
yang aman, sehingga bisa langsung ke Eropa. Ini membuat mata uang khilafah
tertekan, sementara sumber pendapatan negara seperti tambang, tak bisa menutupi
kebutuhan uang yang terus meningkat.
Paruh kedua abad ke-16, terjadilah krisis moneter
saat emas dan perak diusung ke negeri Laut Putih Tengah dari Dunia Baru lewat
kolonial Spanyol. Mata uang khilafah saat itu terpuruk; infasi hebat. Mata uang
para
diluncurkan khilafah tahun 1620 tetap gagal mengatasi inflasi. Lalu keluarlah
mata uang kuruş di abad ke-17. Inilah yang membuat pasukan Utsmaniah di Yaman
memberontak pada paruh kedua abad ke-16. Akibat adanya korupsi negara harus
menanggung utang 300 juta lira.
Menghadapi kemerosotan itu, khilafah telah
melakukan reformasi (abad ke-17, dst). Namun lemahnya pemahaman Islam membuat
reformasi gagal. Sebab saat itu khilafah tak bisa membedakan IPTek dengan
peradaban dan pemikiran. Ini membuat munculnya struktur baru dalam negara,
yakni perdana menteri, yang tak dikenal sejarah Islam kecuali setelah
terpengaruh demokrasi Barat yang mulai merasuk ke tubuh khilafah. Saat itu,
penguasa dan syaikhul Islam mulai terbuka terhadap demokrasi lewat fatwa
syaikhul Islam yang kontroversi. Malah, setelah terbentuk Dewan Tanzimat
(1839 M) semakin kokohlah pemikiran Barat, setelah disusunnya beberapa UU,
seperti UU Acara Pidana (1840), dan UU Dagang (1850), tambah rumusan Konstitusi
1876 oleh Gerakan Turki Muda, yang berusaha membatasi fungsi dan kewenangan
kholifah.
4
D. KONSPIRASI MENGHANCURKAN KHALIFAH
·
Gerakan
Missionaris
Di dalam negara, ahlu dzimmah-khususnya
orang Kristen-yang mendapat hak istimewa zaman Suleiman II, akhirnya menuntut
persamaan hak dengan muslimin. Malahan hak istimewa ini dimanfaatkan untuk melindungi
provokator dan intel asing dengan jaminan perjanjian antara khilafah dengan
Perancis (1535), dan Inggris (1580).Dengan hak istimewa ini, jumlah orang
Kristen dan Yahudi meningkat di dalam negeri.
Ini dimanfaatkan misionaris-yang mulai menjalankan
gerakan sejak abad ke-16. Malta
dipilih sebagai pusat gerakannya.Dari sana
mereka menyusup ke Suriah(1620) dan tinggal di sana sampai 1773.Di tengah mundurnya
intelektualitas Dunia Islam, mereka mendirikan pusat kajian sebagai kedok
gerakannya. Pusat kajian ini kebanyakan milik Inggris, Perancis, dan Amerika
Serikat, yang digunakan Barat untuk mengemban kepemimpinan intelektualnya di
Dunia Islam, disertai serangan mereka terhadap pemikiran Islam. Serangan ini
sudah lama dipersiapkan orientalis Barat, yang mendirikan Pusat Kajian
Ketimuran sejak abad ke-14.Agar kekuatan khilafah lumpuh, sehingga agar bisa
sekali pukul jatuh, maka dilakukanlah upaya intensif untuk memisahkan Arab
dengan lainnya dari khilafah. Dari sinilah, lahir gerakan patriotisme dan
nasionalisme di Dunia Islam. Malah, gerakan keagamaan tak luput dari serangan,
seperti Gerakan Wahabi di Hijaz.
·
Gerakan
nasionalisme dan separatisme
Nasionalisme dan separatisme telah dipropagandakan
negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk
menghancurkan khilafah Islam Keberhasilannya memakai sentimen kebangsaan dan
separatisme di Serbia, Hongaria, Bulgaria,
dan Yunani mendorongnya memakai cara sama di seluruh wilayah khilafah.[Hanya
saja, usaha ini lebih difokuskan di Arab dan Turki. Sementara itu, KeduBes
Inggris dan Perancis di Istambul dan daerah-daerah basis khilafah-seperti
Baghdad, Damsyik, Beirut, Kairo, dan Jeddah-telah menjadi pengendalinya. Untuk
menyukseskan misinya, dibangunlah 2 markas. Pertama, Markas Beirut, yang
bertugas memainkan peranan jangka panjang, yakni mengubah putra-putri umat
Islam menjadi kafir dan mengubah sistem Islam jadi sistem kufur. Kedua, Markas
Istambul, bertugas memainkan peranan jangka pendek, yaitu memukul telak
khilafah.Kedubes negara Eropa pun mulai aktif menjalin hubungan dengan orang
Arab.
5
Di Kairo dibentuk Partai Desentralisasi yang
diketuai Rofiqul 'Adzim. Di Beirut, Komite Reformasi dan Forum harfiah
dibentuk. Inggris dan Perancis mulai menyusup ke tengah orang Arab yang
memperjuangkan nasionalisme. Pada 8 Juni 1913, para pemuda Arab berkongres di Paris dan mengumumkan
nasionalisme Arab. Dokumen yang ditemukan di Konsulat Perancis Damsyik telah
membongkar rencana pengkhianatan kepada khilafah yang didukung Inggris dan
Perancis.
Tahun itu juga, Naskah Terhormat (Kholkhonah)
- yang dijiplak dari UU di Eropa - diperkenalkan.Tahun 1855, negara-negara
Eropa-khususnya Inggris-memaksa khilafah Utsmani mengamandemen UUD, sehingga
dikeluarkanlah Naskah Hemayun (11 Februari 1855).Midhat Pasha, salah satu
anggota Freemasonry diangkat jadi perdana menteri (1 September 1876). Ia
membentuk panitia Ad Hoc menyusun UUD menurut Konstitusi Belgia.Inilah yang
dikenal dengan Konstitusi 1876.Namun, konstitusi ini ditolak Sultan Abdul Hamid
II dan Sublime Port-pun enggan melaksanakannya karena dinilai
bertentangan dengan syari'at. Midhat Pashapun dipecat dari kedudukan perdana
menteri. Turki Muda yang berpusat di Salonika-pusat
komunitas Yahudi Dunamah-memberontak (1908). Kholifah dipaksanya-yang menjalankan
keputusan Konferensi Berlin-mengumumkan
UUD yang diumumkan Turki Muda di Selanik, lalu dibukukanlah parlemen yang
pertama dalam khilafah Turki Utsmani (17 November 1908). Bekerja sama dengan
syaikhul Islam, Sultan Abdul Hamid II dipecat dari jabatannya, dan dibuang ke Salonika. Sejak itu sistem pemerintahan Islam berakhir.
Tampaknya Inggris belum puas menghancurkan
khilafah Turki Utsmani secara total. Perang Dunia I (1914) dimanfaatkan Inggris
menyerang Istambul dan menduduki Gelibolu.Dari sinilah kampanye Dardanella yang
terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di kawasan ini juga
dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas Mustafa Kemal Pasha-yang sengaja
dimunculkan sebagai pahlawan pada Perang Ana Forta (1915). Ia-agen Inggris,
keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika-melakukan agenda Inggris, yakni
melakukan revolusi kufur untuk menghancurkan khilafah Islam. Ia
menyelenggarakan Kongres Nasional di Sivas dan menelurkan Deklarasi Sivas (1919
M), yang mencetuskan Turki merdeka dan negeri Islam lainnya dari penjajah,
sekaligus melepaskannya dari wilayah Turki Utsmani. Irak, Suriah, Palestina,
Mesir, dll mendeklarasikan konsensus kebangsaan sehingga merdeka. Saat itu
sentimen kebangsaan tambah kental dengan lahirnya Pan-Turkisme dan Pan
Arabisme; masing-masing menuntut kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri
atas nama bangsanya, bukan atas nama umat Islam.
6
E.
Runtuhnya Kerajaan Ottoman
Sejak tahun 1920, Mustafa Kemal
Pasha menjadikan Ankara
sebagai pusat aktivitas politiknya. Setelah menguasai Istambul, Inggris menciptakan
kevakuman politik, dengan menawan banyak pejabat negara dan menutup
kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan kholifah dan pemerintahannya
mandeg. Instabilitas terjadi di dalam negeri, sementara opini umum menyudutkan
kholifah dan memihak kaum nasionalis. Situasi ini dimanfaatkan Mustafa Kemal
Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan Nasional - dan ia menobatkan diri
sebagai ketuanya - sehingga ada 2 pemerintahan; pemerintahan khilafah di
Istambul dan pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara. Walau
kedudukannya tambah kuat, Mustafa Kemal Pasha tetap tak berani membubarkan
khilafah. Dewan Perwakilan Nasional hanya mengusulkan konsep yang memisahkan
khilafah dengan pemerintahan. Namun, setelah perdebatan panjang di Dewan
Perwakilan Nasional, konsep ini ditolak. Pengusulnyapun mencari alasan
membubarkan Dewan Perwakilan Nasional dengan melibatkannya dalam berbagai kasus
pertumpahan darah. Setelah memuncaknya krisis, Dewan Perwakilan Nasional ini
diusulkan agar mengangkat Mustafa Kemal Pasha sebagai ketua parlemen, yang
diharap bisa menyelesaikan kondisi kritis ini.
Setelah resmi dipilih jadi ketua parlemen, Pasha
mengumumkan kebijakannya, yaitu mengubah sistem khilafah dengan republik yang
dipimpin seorang presiden yang dipilih lewat Pemilu. Tanggal 29 November 1923, ia dipilih parlemen
sebagai presiden pertama Turki. Namun ambisinya untuk membubarkan khilafah yang
telah terkorupsi terintangi. Ia dianggap murtad, dan rakyat mendukung Sultan
Abdul Mejid II, serta berusaha mengembalikan kekuasaannya. Ancaman ini tak
menyurutkan langkah Mustafa Kemal Pasha. Malahan, ia menyerang balik dengan
taktik politik dan pemikirannya yang menyebut bahwa penentang sistem republik
ialah pengkhianat bangsa dan ia melakukan teror untuk mempertahankan sistem
pemerintahannya. Kholifah digambarkan sebagai sekutu asing yang harus
dienyahkan.
Setelah suasana negara kondusif, Mustafa Kemal
Pasha mengadakan sidang Dewan Perwakilan Nasional. Tepat 3 Maret 1924 M, ia memecat
kholifah, membubarkan sistem khilafah, dan menghapuskan sistem Islam dari
negara. Hal ini dianggap sebagai titik klimaks revolusi Mustafa Kemal Pasha.
7
BAB 3
PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang
telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kerajaan Usmani merupakan
suatu kekuatan baru setelah runtuhnya dua dinasi Islam, Umayyah dan Abbasiyah,
yang telah mengukir sejarah panjang kekuasaan Islam. Kelanggengan Kerajaan
Turki Usmani didukung oleh penguasa yang memiliki kemampuan, khususnya di
bidang politik pemerintahan. Setelah berkuasa sekitar tujuh abad dengan daerah
kekuasaan yang sangat luas, dipimpin oleh 36 orang raja, akhirnya kerajaan ini
runtuh. Keruntuhan itu diakibatkan, selain faktor eksternal, yang paling
mempengaruhi keruntuhan itu adalah faktor internal Kerajaan Turki Usmani
sendiri.
- Saran Dan Kritik
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Dan penulis mengharapkan kritik dan
saran agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
- Daftar Pustaka
8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar